Apa itu
dark matter? Apa itu dark energy? Harap tidak keliru diartikan sebagai
kuasa kegelapan tempat berkuasanya drakula, hantu, dan lain-lain. Dark
energy yang dibahas di sini adalah masalah ilmu pengetahuan alam.
Para
astronom bisa mengamati benda-benda langit, seperti bintang dan
galaksi, karena benda-benda itu memancarkan cahaya. Benda-benda langit
yang menghasilkan cahaya itu dikategorikan sebagai materi terang. Ada
benda-benda langit lain yang tidak memancarkan cahaya, seperti lubang
hitam (black hole), bintang katai gelap, dan awan gas antarbintang.
Benda-benda
gelap itu memang sulit diamati karena tidak langsung memancarkan
gelombang yang dapat dideteksi oleh manusia. Kadang-kadang keberadaannya
diketahui secara tidak langsung.
Sebagai
contoh, keberadaan awan gas antarbintang diketahui dari serapan cahaya
bintang di belakang awan itu. Kalau di belakangnya tidak ada bintang,
tentu awan antarbintang itu tidak akan terdeteksi.
Contoh
lain, sumber sinar-X, Cygnus X-1, diyakini sebagai lubang hitam, bukan
karena kelihatan, tetapi karena beberapa fakta mendukung keyakinan itu.
Di dekat lubang hitam itu ada sebuah bintang yang sedang diisap oleh
lubang hitam itu. Materi yang mengalir dari bintang ke lubang hitam itu
memancarkan sinar-X yang kuat. Dari pengamatan sinar-X itulah diyakini
ada lubang hitam di sana. Lubang hitam yang berkelana sendirian di angkasa luar, jauh dari benda-benda lain, sulit terdeteksi keberadaannya.
Pengetahuan
tentang materi gelap masih terus berkembang. Sekarang bahkan para ahli
menduga bahwa kontributor terbesar dark mater adalah WIMP (weakly
interacting massive particle) atau partikel bermassa besar tetapi hampir
tidak berinteraksi dengan partikel lain.
Materi gelap seperti WIMP ini diduga memberikan kontribusi 25-30 persen dari massa alam semesta. Bintang-bintang hanya 0,5 persen. Lalu, yang sebagian besar apa? Hasil pengamatan menjurus ke arah dark energy.
Mekanisme
Apa itu dark energy?
Bagaimana mekanisme pembentukannya? Apa hubungannya dengan materi
biasa? Hukum fisika apa yang berlaku padanya? Berbagai pertanyaan
mendasar itu sampai sekarang belum ditemukan jawabannya dengan pasti.
Hanya sifatnya yang berlawanan dengan gravitasi yang diketahui. Kalau
gravitasi bersifat tarik-menarik, energi gelap dihasilkan oleh sesuatu
yang bersifat tolak-menolak (repulsive).
Bayangkan, misalnya, kalau gaya
antara kita dengan Bumi tiba-tiba berubah menjadi bersifat
tolak-menolak, maka kita akan terlontar ke angkasa, makin lama makin
jauh dari Bumi. Mana mungkin kita bisa hidup, mengerikan bukan?
Bagaimana para ilmuwan mengetahui bahwa dark energy itu ada kalau tidak tahu apa penyebabnya? Keberadaan dark energy
diketahui dari pengamatan supernova yang terjadi di galaksi-galaksi
yang jauh. Sebagaimana kita ketahui, di dalam sebuah galaksi terdapat
banyak sekali bintang, bisa mencapai ratusan miliar jumlahnya.
Pada saat
terjadi supernova, salah satu bintang di dalam galaksi itu meledak.
Demikian dahsyatnya supernova sehingga bintang yang meledak itu tampak
jauh lebih cemerlang daripada bintang-bintang lain. Kadang-kadang
supernova malah lebih cemerlang daripada jumlah kecemerlangan semua
bintang di galaksi induknya.
Supernova
adalah ledakan mahadahsyat yang menandai berakhirnya riwayat sebuah
bintang bermassa besar. Energi total yang dipancarkan oleh supernova
dalam beberapa detik bisa setara dengan pancaran energi sebuah bintang
dalam kurun waktu jutaan hingga miliaran tahun.
Output
energi supernova jenis tertentu dapat dihitung para astronom berdasarkan
sifat-sifat pancaran radiasinya. Supernova-supernova itu ternyata
tampak lebih redup daripada yang diperhitungkan secara teoretis.
Jarak jauh
Orang
mungkin bisa mengatakan, jaraknya yang jauh itu membuat supernova tampak
redup. Namun, meskipun para astronom sudah memasukkan faktor jarak itu
ke dalam perhitungan, tetap tidak cukup untuk membuat supernova tampak
seredup yang diamati. Berbagai kemungkinan penjelasan sudah dicoba,
tetapi hanya pada keberadaan dark energy masih terbuka kemungkinan penjelasan mengapa supernova-supernova itu begitu redup.
Penjelasannya
adalah bahwa supernova itu bergerak menjauh dipercepat, artinya galaksi
induknya juga menjauh dipercepat. Bahwa galaksi-galaksi bergerak saling
menjauh umumnya disepakati oleh para astronom karena fakta pengamatan
menunjukkan demikian.
Menurut hukum gravitasi Newton, gerakan saling menjauh itu haruslah melambat karena adanya gaya
tarik-menarik antarbenda di dalam alam semesta. Sama seperti batu yang
dilemparkan vertikal ke atas, geraknya makin lama makin lambat karena
ketika batu itu bergerak ke atas, ada gaya gravitasi bumi yang menariknya ke bawah.
Yang
menjadi masalah adalah pengamatan supernova yang jauh itu
mengindikasikan gerakan saling menjauh galaksi-galaksi itu makin lama
makin cepat. Apa yang menyebabkan percepatan itu? Mesti ada suatu gaya semesta yang berlawanan sifat dengan gravitasi, yang mendorong galaksi-galaksiĆ¢?”tempat terjadinya supernova itu menjauh. Gaya itu diduga berasal dari dark energy.
Penemuan dark energy ini sangat berpengaruh pada teori tentang alam semesta yang didasarkan pada asumsi bahwa gaya antara dua benda selalu tarik-menarik. Kalau ada gaya
tolak antarbenda, berarti asumsi dasar teori alam semesta tidak
sepenuhnya benar. Kalau pembuatan dasar sebuah bangunan tidak kuat,
bangunan itu bisa runtuh. Apa yang terjadi kalau dasar sebuah teori,
seperti teori alam semesta itu, salah? Bisa jadi teori lama akan runtuh
dan para ilmuwan harus membangun teori baru.
Untuk menyelidiki dark energy ini lebih jauh, Fermi National Accelerator Laboratory (Fermilab) Amerika Serikat merencanakan proyek penelitian baru, yaitu Dark Energy
Survey (DES). Kegiatan proyek ini adalah melakukan pengamatan
benda-benda redup yang sangat jauh menggunakan teropong berdiameter 4
meter yang dilengkapi dengan detektor yang sangat sensitif.
Lokasi pengamatan
adalah di Cero Tololo, daerah pegunungan yang sangat tinggi di Cile,
Amerika Selatan. Tujuan utama proyek ini adalah mencari fakta- fakta
baru yang berkaitan dengan dark energy yang penuh misteri itu.
(www.fisikanet.com)
0 komentar:
Posting Komentar